Thursday, March 1, 2012

Kisah uang Rp.1000 dan uang Rp.100.000

Kisah uang Rp1000 dan uang Rp100.000
 
Uang Rp 1.000 dan Rp. 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tdk sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian diantara kedua uang tsb terjadilah percakapan.


Uang Rp. 100.000 bertanya kepada uang Rp. 1.000 :
"Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis ?"
Dijawablah Uang Rp 1.000
"Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang- orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis"
Lalu Rp. 1.000 bertanya balik pada Rp. 100.000 :
"Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih ?"
Dijawabnya :
"Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan juga hotel- hotel berbintang serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet"
Lalu Rp. 1.000 bertanya lagi :
"Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah ?"
Dijawablah...
"Belum pernah".
Rp. 1.000 pun berkata lagi :
"Ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap Jum’at/ minggu aku selalu mampir di Mesjid,  serta ditangan fakir miskin dan anak -anak yatim piatu, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan.
Aku tidak dipandang manusia bukan sebuah nilai tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat"

 
Akhirnya menangislah uang Rp. 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini.
Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.

 Yang kaya janganlah sombong dan yang miskin janganlah berkecil hati,karena semua itu hanyalah titipan dan tidak akan dibaWa Ke akhirat kecuali amal ibadahnya.Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong.Amin

No comments:

Post a Comment